FITNAH HOAX DAN ADU DOMBA ADALAH PERBUATAN PALING BAHAYA BAGI PERSATUAN DAN KESATUAN
Dijelaskan dalam Hadits,
Abu Musa al-Asy’ Ra, ia berkata:
- Pada suatu hari Nabi Saw masuk ke sebuah kebun dari kebun-kebun Madinah… lalu datang ‘Utsman Bin Affan, aku berkata:
Tunggu dulu! Sehingga aku memohon izin (kepada Rasululloh Saw) untukmu, kemudian
- Nabi Saw bersabda:
Izinkanlah ia, berilah kabar kepadanya dengan Syurga, "bersamanya ada musibah yang menimpanya".
Sebagaimana telah masyhur dalam sejarah, terjadi perselisihan antara para sahabat Nabi Saw tentang tuntutan hukum terhadap "pembunuh Utsman bin Affan".
Thalhah bin Ubaidullah Ra , Zubair bin Awwam Ra, Ummul Mukminin Aisyah Ra dan sahabat yang lainnya berdiri di satu pihak meminta diadilinya para pembunuh Utsman bin Affan Ra.
Sedangkan Ali bin Ali Thalib Karomallohu Wajhah dan yang lainnya berada di pihak lainnya sebagai pengganti kekhalifahan setelah Utsman.
Masing-masing pihak berijtihaj dalam mengambil keputusan.
Perselisihan yang mengakibatkan peperangan di antara mereka karena disusupi oleh orang² yang "Mengadu Domba".
Kedua orang sahabat Nabi Saw ini, Zubair dan Thalhah, bertolak dari Mekah menuju Bashrah di Irak untuk menuntut ditegakkannya hukum atas para pembunuh Utsman bin Affan.
Peristiwa itu terjadi para tahun 36 H, puncaknya, terjadi Perang Jamal.
Betapa sedihnya Ali bin Abi Thalib saat melihat perselisihan ini, terlebih ketika melihat Ummul Mukminin Aisyah Ra berada di atas unta memimpin pasukan.
Ali bin Abi Thalib pun mengajak bicara Thalhah dan berkata :
Wahai Thalhah, pantaskah engkau membawa isteri Rasululloh Saw untuk berperang bersamamu, sedangkan engkau meninggalkan isterimu diam di rumah?
Thalhah pun terperanjat dengan ucapan tersebut, dia menyesal dan mengundurkan diri dari medan fitnah itu.
Namun sebuah anak panah lepas dari busurnya dan tepat menyasar urat kakinya.
Karena pendarahan dari luka tersebut, setelah beberapa waktu, Thalhah pun wafat.
Lalu AIi juga menemui Zubair dan berkata kepadanya:
- Wahai Zubair, aku meminta jawabanmu dengan nama Alloh, apakah engkau ingat ketika suatu hari Rasululloh berlalu di depanmu dan kita berada di suatu tempat, lalu beliau berkata kepadamu:
- Wahai Zubair, apakah engkau mencintai Ali?
Maka engkau menjawab:
Mengapa aku sampai harus tidak mencintai saudara sepupuku, anak paman dan bibiku, dan ia termasuk orang yang seagama denganku?
Beliau berkata lagi kepadamu:
- Wahai Zubair, demi Alloh, engkau akan memeranginya, dan engkau berlaku dzalim kepadanya.
Zubair berkata:
- Ya, aku ingat sekarang, hampir saja aku melupakannya.
Demi Alloh, aku tidak akan memerangimu.
Zubair pun akhirnya menyadari hal tersebut dan menarik diri dari peperangan ini dalam keadaan menyesal. Tetapi seperti juga Thalhah, Zubair pun harus membayar harga pengunduran diri ini dengan nyawanya.
Para pembuat fitnah ini menolak untuk mundur, kecuali setelah mereka membunuh Zubair dan Thalhah.
Saat mengundurkan diri dari Perang Jamal, Zubair dikuntit oleh Ibnu Jarmuz seorang dari Bani Tamim, Fadhilah bin Haabis, dan Nafi’.
Ibnu Jarmuz melemparkan anak panahnya ke arah Zubair, hingga akhirnya Zubair pun terbunuh.
Hal ini terjadi saat Zubair sedang sholat Subuh di suatu tempat yang bernama lembah Siba’, di hari kamis, sepuluh hari terakhir dibulan jumadil ‘ula tahun 36 H.
Di hari itu pula perang Jamal pecah.
Dan gugurlah sang pahlawan itu, gugur pada saat sedang sholat Subuh, menghadap Rabb Illahi.
Dan...langit pun berduka...
###
Zubair bin Awwam wafat pada tahun 36 H di usia 66 atau 67 tahun.
Kabar wafatnya Zubair membawa duka yang mendalam bagi Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Ketika pedang Zubair dibawa ke hadapannya, Ali menciumi pedang itu dan berurai air mata.
Ia berkata:
Demi Alloh, inilah pedang yang mulia yang senantiasa digunakan pemiliknya untuk melindungi Rasululloh Saw dari mara bahaya.
Inilah pedang yang membuat pemilikinya mulia dan dekat dengan Rasululloh Saw.
Pembunuh Zubair bermaksud menghadap Ali untuk mengabarkan bahwa ia telah membunuh Zubair.
Dia berharap kabar itu menyenangkan hati Ali bin Abi Thalib.
Ketika mengetahui penyebab kematian Zubair, maka Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata kepada pembantunya:
Sungguh aku telah mendengar Rasululloh Saw bersabda:
Berilah kabar buruk kepada orang yang membunuh Ibnu Shaffiyah - maksudnya Zubair- bahwa dia akan masuk neraka.
Setelah jasad Zubair dimakamkan di sebelah Thalha, sahabatnya, maka Ali bin Abi Thalib mengucapkan kalimat perpisahan kepada Zubair,
Sungguh aku berharap bahwa aku, Thalhah, Zubair, dan Utsman termasuk orang-orang yang difirmankan Alloh,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
(QS. Al-Hijr: 47)
Adakah kata yang lebih indah dari kata-kata Khalifah Ali bin Abi Thalib ini untuk melepas kepergian Zubair?
"Salam Sejahtera Untukmu Wahai Zubair Di Alam Kematian. Beribu Salam Sejahtera Untukmu, Wahai Pembela Rasululloh."
Semoga Alloh senantiasa meridhoi dan merahmatimu wahai Hawari (pengikut setia) Rasululloh, dan menempatkanmu di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.
Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin
Sumber:
KIsah Teladan
- Buku 60 Sirah Sahabat Rosulullah
- Buku Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi Muhammad Saw
- Buku Al-Bidayah Wan-Nihaayah
Rats Office
Published:
2020-02-21T18:17:00-08:00
Title:FITNAH HOAX DAN ADU DOMBA ADALAH PERBUATAN PALING BAHAYA BAGI PERSATUAN DAN KESATUAN
Author :
HOME