Amin
Aamiin adalah doa yang berarti “Terimalah dan kami dan kabulkanlah permohonan kami.” Para ulama sepakat bahwa aamiin bukan bagian dan al Fatihah dan kita dianjurkan untuk membacanya setelah berhenti sejenak selesai membaca ghairil maghdluubi ‘alaihim wa ladldlaalliin. Berhenti sejenak diperlukan untuk membedakan antara bacaan yang merupakan bagian dan al Qur’an dan yang bukan dan al Qur’an.
Anjuran untuk membacanya didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang mengutip Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
~ ~ r
~
“Ketika imam membaca aamiin maka kamu sekalian bacalah aamiin.
Sesungguhnya barang siapa yang membaca aamiin bersamaan
dengan bacaan aamiin oleh para malaikat, maka dosanya
yang telah lampau akan diampuni.”
Namun para ulania berbeda pendapat apakah ma’mum dalam shalat hams membaca aamiin dengan keras (jahr) atau dengan berbisik (sirr) saja.
Ibnu Katsir dan Wahbah al Zuhayli mengatakan, ulama dan aliran Hanafiyyah dan Malikiyyah berpendapat bahwa ma’mum sebaiknya membaca aamiin dengan berbisik saja karena aamiin adalah doa dan doa hendaknya dibaca dengan berendah din dan dengan suara yang lembut, mengingat bahwa Allah menganjurkan demikian.
, ,,~ ~ S~O ~_
~ ~~JI ~ “2 ~ ~ ~ I~ ~l
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah din dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al A’raf 7:5 5)
Sedangkan ulama aliran Syafi’iyyah dan Hanabilah berpendapat bahwa aamiin dibaca keras sesudah al Fatihah dibaca dengan keras, dan aamiin dibaca dengan berbisik ketika al Fatihah dibaca dengan berbisik. Hal mi berlaku baik bagi imam maupun bagi ma’mum. Dasar mereka adalah hadits riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah yang mengutip Abu Hurairah sebagaimana mengatakan:
.jtha~~i~a~
“Rasulullah s.a.w. setelah membaca ghairil maghdluubi ‘alaihim wa ladldlaalliin lalu membaca aamiin hingga orang-orang yang dekat dengan beliau di bans terdepan mendengamya.”
Dalam sebuah hadits yang lain, Abmad, Abu Dawud dan Tirmidzi mengutip Wail bin Hujr yang mengatakan:
~ ~ ~ J~
“Aku mendengar Nabi s.a.w. membaca ghairil maghdluubi ‘alaihim wa ladldlaalliin lalu mengucapkan aamiin, dengan memanjangkan bacaannya.”
Bila seseorang membaca aamiin atas doa yang dibaca oleh orang lain, maka si pembaca aamiin dianggapjuga membaca doa yang diucapkan oleh rekarmya tersebut. Dasamya ialah ayat al Qur’an yang mencenterakan tentang Nabi Musa a.s. yang membaca doa sendirian sedangkan kakaknya Harun a.s. hanya mengucapkan aamiin. Lalu Allah menjawab bahwa Dia mengabulkan doa mereka berdua.
~~1Ly~ ~~L) ~ ~ ~E4~I; ~i~! L~1j cr’~j~ :iL:~~
J~t~ff~ ~‘~‘ ~
®IJIL~IJ~JI ~
Musa benkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dan jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci-matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. (Yunus 10:88)
Pada ayat tersebut diata~ jelas bahwa Nabi Musa a.s. mengucapkan doa sendirian, tidak bersama-sama dengan Nabi Harun a.s.. Akan tetapi pada ayat berikut mi Allah menjawab bahwa Dia mengabulkan doa mereka berdua. Mereka dianggap berdoa bersama bukan karena mereka sama-sama mengucapkan doa melainkan yang satu mengucapkan doa dan yang lainnya membaca aamiin.
Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua. Sebab itu tetaplah karnu berdua pada jalan yang tunis dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.” (Yunus 10:89)
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menganugerahi nikmat berupa sedikit kemampuan untuk mengulas dan mengkaji pesan-pesan yang terkandung dalam surat Al Fatihah. Semoga Allah Swt. memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua sehingga setelah membaca dan memahami ulasan dan pesan dan surat Al Fatihah mi, kita semakin menyadari peran dan tugas kita sebagai kholifah di muka bumi. Dengan demikian kita akan terus berupaya untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, disertai nafas kasih sayang dalam mengelola lingkungan di sekitar kita terlebih dalam mengendalikan din sendiri dan keluarga.
Sebagai hamba-Nya yang dhoif, kita diajarkan untuk selalu menanamkan kepada din sendiri rasa ridho dan legowo (lapang dada) terhadap apa saja yang Allah tetapkan untuk kita. Bahkan kita sebenarnya harus bersyukur kepada-Nya atas segala limpahan anugerah yang dibenkan kepada kita. Untuk itu, kita bisa memahami dan menghargai keadilan Tuhan
—yang menawarkan keselamatan dan kebahagiaan bagi siapa saja yang tunduk kepada-Nya dan menimpakan siksaan sebagai teguran bagi siapa saja yang melanggar aturan dan ketetapan-Nya— sebagai pedoman hidup. Allah SWT. memiliki wewenang dan kuasa atas itu semua karena Ia-lah satu-satunya Raja yang sebenarnya baik di dunia mi maupun kelak di akhirat.
Dengan kelapangan hati dan fikiran yang terbuka, kita lalu bersedia dengan senang’ hati untuk melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah Swt. Semua itu kita laksanakan semata-mata sebagai manifestasi dan komitmen kita untuk mengabdi kepada-Nya tanpa pamrih apapun.
Namun karena kita menyadari kelemahan din sendiri, kita mesti memohon pertolongan dan petunjuk agar Allah SWT. senantiasa membimbing kita menuju jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang dianugerahi nikmat karena mengetahui kebenaran dan mau melaksanakannya.
Mohon Maaf Apabila Ada Kesalahan Dalam Penulisan. Semoga artikel tentang AMIN di atas dapat bermanfaat. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan mencantumkan link http://ratsoffice.blogspot.com/2012/12/amin.html. Terima Kasih.
Rats Office
Published:
2012-12-07T03:23:00-08:00
Title:AMIN
Author :
HOME