KASIH SAYANG SEJATI
1. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Kasih-Sayang Sejati?
a) Kasih-sayang sejati adalah kasih-sayang yang dicontohkan oleh Allah, (ar-rakhman)
b) yaitu kasih-sayang yang dicurahkan kepada fihak lain tanpa mengharapkan apapun darinya.
c) Maka kita diharapkan memberi kasih-sayang tanpa pamrih dari yang kita sayangi.
d) Yang kita harap hanyalah ridha dari Allah subhanahu wa ta ‘ala.
e) Kalau seseorang memberikan kasih-sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan apapun darinya (sebagai imbalan), Dia Tidak Akan Pernah Merasa Tertipu Atau Kecewa.
f) Mereka juga akan mudah sekali memaafkan orang lain.
g) Mereka juga tidak mudah marah kepada orang lain.
h) Itulah sebabnya, orang semacam ini cenderung memberi dan menaruh perhatian kepada orang lain, bukan sebaliknya.
2. Maka kita sama-sama BERLATIH DAN MEMBIASAKAN DIRI untuk:
o mengembangkan rasa kasih-sayang yang mensifati Ar-rahmaan.
o menjauhkan diri dari kekerasan atau
o menjauhkan apapun yang bertentangan dengan semangat kasih-sayang.
o Jangan larut dengan provokasi, iming-iming, dll.
3. Manusia, Telah Ditunjuk Oleh Allah Sebagai KHALIFAH:
a) yang berarti wakil Allah di muka bumi. Penunjukan manusia sebagai khalifah bisa kita fahami dan firman Allah:
b) ”Dan Dialah yang menjadikan kamu sekalian khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al An’am6:165)
c) Arti khalifah dalam ayat ini, menurut Wahbah al Zuhayli, ialah wakil. Wakil dari siapa? Wakil dari Allah subhanahu wata ‘ala.
4. Karena MANUSIA adalah WAKIL ALLAH di muka bumi, maka:
a) manusia, sebatas kapasitasnya, harus berusaha meniru apa yang dilakukan oleh Allah yang diwakilinya,
b) yaitu, antara lain, membangun, merawat, mendidik dan membimbing dengan semangat kasih-sayang.
c) Misalnya, Dikala makan dan minum, kita melakukannya berdasarkan kasih-sayang:
o makanan dan minuman halal dan toyib, sehingga raga dan jiwa kita tetap sehat.
o kita akan memilih jenis makanan dan minuman yang betul-betul dibutuhkan dan sesuai keperluan raga bukan keinginannya,
o yang halal dan yang tidak mengandung racun.
o Begitu juga kita tidak akan makan berlebihan yang bisa mendatangkan penyakit.
5. Ketika memimpin perusahaan berdasarkan kasih-sayang:
o kita akan menjaga agar perusahaan tetap untung;
o dan beroperasi dengan selamat dari segala petaka dan tidak akan mengeksploitasi pegawai serta menganggap mereka sekedar sebagai alat produksi, dan
o tidak menggunakan fasilitas secara ceroboh.
6. Ketika memimpin negara dengan kasih-sayang, kita tidak akan:
o menggunakan rakyat sebagai alat tawar-menawar politik dan
o membiarkan mereka menghadapi bahaya kekerasan semata-mata demi tegaknya posisi politik kita sendiri.
o Kita juga tidak akan menggunakan posisi kita untuk menakut-nakuti rakyat dan tidak meminta rakyat untuk melayani kita atau memberi upeti kepada kita.
7. Ketika berkawan, kita menjaga hubungan berdasarkan kasih-sayang dengan, antara lain,:
o selalu berusaha saling menghormati dan tidak menggunakan kata-kata yang menyakiti hati. (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
o Kita juga berusaha tolong¬-menolong dengan saling membantu mengatasi kesulitan.
o Termasuk tolong-menolong adalah saling memberi nasehat untuk berbuat kebaikan dan menegur siapa saja di antara kita yang sedang alpa sehinga ia melakukan kesalahan.
o Kita memperlakukan kawan haruslah seperti halnya kita memperlakukan diri kita sendiri.
o Bila kita tidak suka disakiti, kita juga tidak akan menyakiti teman. Ibaratnya, kita mesti mencintai ternan kita seperti kita mencintai diri sendiri,
o sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasul Allah:
”Dan Anas RA, Nabi Muhammad SA W bersabda: “Tidak sempurna iman seorang di antara kamu sekalian sebelurn dia mencintai temannya sepenti halnya dia mencinlai din sendiri.” (‘Hadits diriwayatkan oleh. Bukhari dan Muslim)
8. Bila kita bisa mengelola hubungan kasih-sayang di antara sesama, maka Allah akan menyayangi kita. Tapi bila kita tidak mau saling menyayangi, Allah pun tidak akan menyayangi kita.
9. Dari Jarir bin Abdullah RA, Rasul Allah SAW bersabda: “Barang siapa tidak menyayangi orang lain, Allah tidak akan menyayanginya.” (‘Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
10. Pendek kata, semua yang kita perlakukan:
a) haruslah berdasarkan kasih¬-sayang.
b) Dari rasa kasih-sayang yang sejati akan mendorong kita untuk memberi, tidak meminta-minta;
c) untuk menaruh perhatian, perlu inovativ:
o bukan mengharapkan perhatian untuk berkorban,
o bukan mencari untung semata;
o untuk pemeliharaan, bukan merusak;
o untuk membangun, bukan merobohkan; dan
o untuk berdamai, bukan untuk bertikai.
11. Bila seseorĂ£ng berbuat kerusakan,:
o misalnya-melukai diri sendiri, menyakiti onang lain atau merusak lingkungan, maka berarti dia tidak melaksanakan tugasnya sebagai khalifah.
o Allah telah menciptakan bumi dan menciptakan sistem untuk menjaga kelestariannya, maka manusia hendaknya tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
12. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
a) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
b) Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al A’raf 7:56)
13. Untuk selalu mengingatkan kita bahwa dalam berbuat segala sesuatu, kita, sebagai khalifah, hendaknya selalu mengatas-namakan Allah dengan menyebut:
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
Mohon Maaf Apabila Ada Kesalahan Dalam Penulisan. Semoga artikel tentang KASIH SAYANG SEJATI di atas dapat bermanfaat. Jika ingin menduplikasi artikel ini diharapkan mencantumkan link http://ratsoffice.blogspot.com/2012/12/kasih-sayang-sejati.html. Terima Kasih.
Rats Office
Published:
2012-12-07T02:19:00-08:00
Title:KASIH SAYANG SEJATI
Author :
HOME